Home » » PERBEDAAN INDIVIDU*

PERBEDAAN INDIVIDU*



Surat Al-An’am Ayat 156
             
Terjemahan
156. (Kami turunkan Al-Quran itu) agar kamu (tidak) mengatakan: "Bahwa Kitab itu Hanya diturunkan kepada dua golongan[522] saja sebelum kami, dan Sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca[523].

Makna Muffadat
[  yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani.
 Yaitu diturunkan Al Quran dalam bahasa Arab agar orang musyrikin Mekah tidak dapat mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai Kitab Karena Kitab yang diturunkan kepada golongan Yahudi dan Nasrani diturunkan dalam bahasa yang tidak diketahui mereka.

Tafsir
Allah telah menegaskan bahwa Dialah yang menjadikan Manusia penguasa-penguasa dimuka bumi ini untuk mengatur dan Dia pulalah yang mendirikan derajat sebagian dari mereka dari sebagian yang lain, kesemuannya itu adalah merupakan sunah Allah untuk menguji mereka masing-masing apa yang diberikan tuhan kepadannya mereka akan mendapat balasan dari apa uang diujikannya itu baik didunia maupun diakhirat. Penguasa-penguasa diuji keadilan dan kebenarannya dan kejujurannya , si kaya diuji bagaimana membelanjakan hartannya, si miskin dan si penderita diuji kesabarannya. Memang kebihan yang terdapat pada seseorang atau kelompok atau pada suatu bangsa dan sebagainnya atau kurangan atau kelemahan dipihak lainnya merupakan sumber segala macam perselisihan dan permusuhan dalam hidup dan kehidupan manusia sejak dulu kala sampai akhir hayat. Oleh jarena itu manusia tidak boleh iri teradap pemberian Allah, karena kesemuannya itu adalah pemberian Allah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban1.

Az-Zukhruf Ayat 23

                    


Terjemahan
Dan Demikianlah, kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan Sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka"


Tafsir
Maka suara itu bukanlah suara baru, melainkan suara yang sudah lama terdengar. Dijadikan bantahan kepada nabi-nabi dan Rasul-Rasulyang diutus Allah. Lalu apa sambutan nabi-nabi itu, dan apa mestinnya sambutan nabi Muhammad atas perdalihan pusaka turun temurun dari bapak-bapak terdahulu itu2.

Al-Isra Ayat 21 dan 84
           

Terjemahan
Perhatikanlah bagaimana kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). dan pasti kehidupan akhirat lebih Tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.


Tafsir
Sesudah itu Allah SWT memerintahkan kepada seluruh umat manusia agar memperhatikan kemurahan Allah SWT yang telah diberikan kepada kedua golongan tersebut. Dari masing-masing golongan Allah melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain, dari masing-masing mereka itu akan mendapat pelajaran, karena meskipun dari masing-masing mereka itu berusaha mencari rezki dan kenikmatan dunia, namun akibatnya berbedamaka akan memperoleh yang berbeda pula3.

Dalam surat 84
          

Terjemahan
84. Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya[867] masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.


Makna Mufradat
termasuk dalam pengertian keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh alam sekitarnya.

Tafsir
Allah memerintahkan agar Muhammad SAW menyampaikan kepada umatnya bahwa tiap-tiap orang itu bekerja menurut kemauannya sendiri-sendiri. Ada yang suka bersukur kepada Allah setiap memperoleh nikmat dari padaNya dan ada pula yang mengingkari yang telah diberikan Allah kepadannya; semua bekerja menurut tabiat, watak fdan kecerdasan mereka masing-masing. Dalam pada itu Allah SWT, sebagai penguasa semesta Alam mengetahui yang hak dan siapa diantara mereka yang mengikuti yang batil , semua akan diberi keputusan yang adil; tidak ada seorang pun yang tidak memperoleh keputusan dengan adil dari Allah seandainnya manusia tetap ada yang kafir, jangan dipaksa beriman sebagainana firmannya dalam Surat Al-An-am ayat 135
4 .                        

Artinya Dan Sesungguhnya Telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. dan Sesungguhnya Telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.


Yusuf Ayat 76
                                    

Terjemahan
Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, Kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendaki-Nya. kami tinggikan derajat orang yang kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang Maha Mengetahui.

Makna mufradat
  maka mulailah Yusuf dengan karung-karung mereka
 sebeleum memeriksa karung saudara sendiri
  kami akan atur untuk mencapai yusuf
Perbedaan qiraat

  
Tafsir
(maka mulailah Yusuf dengan karung-karung mereka) yaitu memeriksa, -(sebeleum memeriksa karung saudara sendiri) supaya mereka tidak menaruh rasa curiga terhadapnya -(kemudian mereka mengekuarkan piala raja itu) yaitu tempat minum raja-(dari karung saudarannya) yaitu selanjutnya Allah berfirman menceritakan -(demikianlah) tipu muslihat itu
(kami akan atur untuk mencapai yusuf) artinya, kami ajarkan kepadannya tentang sisat untuk mengambil saudara kandungnya (tiada patut) Yusuf, (menghukum saudarannya) dan menjadikannya sebagai budak karena ketahuan mencuri (menurut undang-undang raja) sesuai dengan ketentuan raja Mesir, karena hukuman bagi pencuri menurut undang-undang raja Mesir ialah dipukuli dan dikenai denda sebanyak dua kali lipat harga barang yangt dicurinnya, bukan dijadikan sebagai budak.
(Kecuali Allah menghendakinnya) yakni, menghendaki supaya yusuf menghukum saudarannya sesuai dengan ketentuan nabi Ya’qub. Artinya nabi Yusuf tidak dapat menghukumnya kecuali Allah menghendaki melalui wahyuNya supaya nabi Yusuf menghukum saudaranya itu sesuai dengan syariat yang berlaku pada mereka -(kami tinggikan derajat orang-orang yang kami kehendaki) melalui ilmu seperti yang kami lakukan terhadap Yusuf. (dan diatas orang-orang berpengetahuan itu) diantara semua makhluk ,-(adalagi yang maha mengetahui) artinya yang lebih mengetahui padannya , sehingga rentetanya kembali pada Allah5

Interprestasi
Dalam tafsir al-Azhar sebagaimana dalam ayat pertana tersebut sesungguhnya manusia adalah kalifah dimuka bumi ini sehingga bekewajiban untuk mengelola bumi dan meramaikannya, memeras akal budi untuk bercita, berusaha, mencari menambah ilmu untuk membangun, berkemajuan dan berkebudayaan, mengatur siasat negara dll.
Maka didalam memikul khalidfah dimuka bumi kalifah itu ditakdirkan bahwa derajat manusia itu tidak sama, sebab yang setengan diberikan kepada yang lain, ada yang pintar , ada yang bodoh ada yang kuat dan ada yang lemah, adayang kuat ada yang lemah, ada yang manjadi penguasa, ada yang menjadi rakyat jelata. Tetapi meskipun demikian manusia oleh Allah diberikan nikmat sebagai mana dalam surat Al-Isra ayat 21 dan 84 serta dalam surat Az-Zukuf ayat 23 diatas, yakni nikmat berupa akal pikiran, biberi petunjuk agama, diutus rasul-rasul, diturunkannya kitab-kita.
Dengan perbedaan nasib tersebut menjadi ujian bagi setiap manusia dalam menjalani kehidupannya. Dalam kehidupan dunia ini yang pintar memimpin yang bodoh, yang kuat supaya membela yang lemah namun pada sisi Allah yang paling mulia adalah yang paling bersukur dan yang bertakwa kepada-Nya
Dengan demikian seluruh manusia itu itu terjadi langsung menurut kehendak Allah . tidak ada orang “tengah” yang membatasi Allah dengan manusia. Meskipun ada orang pandai dan bodoh, namun keduannya adalah makhluk-makhluk Allah. Perbedaan keadaan, pertingkatan derajat diantara manusia adalah ujian semata.
Di dalam keadaan yang beragam ini hendaknya menusia menjalankan kewajibannya yang dipikulkan oleh Allah dengan sebaik-baiknya. Dalam azat akhir yakni Yusuf maka allah akan meninggikan derajat bagi orang yang berilmu. Oleh sebab itu marilah kita sadr diri dan selalu berintrospeksi diri mengorek kesalahan kita, sehingga kita beis menjadi umat yang bersukur dan ber takwa.
Dalam Pendidikan
Konsep perbedaan individu dalam dunia pendidikan sebenarnya telah didengungkan PBB(perserikatan Bangsa-Bangsa) melalui lembaga UNESCO yakni jergon” EDUCATION FOR ALL” adalah semua orang apa pun bentuknya , warna kulit, normal atau pun tidak nornal (terbelakang) berhak mengenyam pendidikan.
Dalam UUD 1945 sudah tertera tentang hak setiap orang untuk memperoleh pendidikan tanpa memandang Agama, Warna kulit, Suku dll. Tetapi pemberian kesempatan pendidikan padfa anak berkebutuhan kusus belum begitu diperhatikan. Kita mungkin teringat pendidikan Inklusi ala “Laskar pelangi” yang telah mengagetkan banyak praktisi pasalnya pendidikan model Inklusi baru dicanankan pemerintah Indoneasia tahin 200-an dan dunia internasional pada tahun 1990-an tetapi di sekolah Muhammadiyah Gantung Blitong sudah menerapkan sekolah inklusi.
Dalam seminar bertajuk”The Nobility of Teaching” pendidikan Untuk semua merupakan hal yang wajib dilaksanakan.

Perbedaan Individual Anak Usia Sekolah

Perbedaan individual seorang anak akan terjadi pada setiap aspek perkembangan anak itu. Aspek perkembangan tersebut di antaranya adalah pada aspek perkembangan fisik, intelektual, moral, maupun aspek kemampuan.
Perbedaan pada aspek perkembangan fisik jelas terlihat dari perbedaan bentuk, berat, dan tinggi badan. Selain itu, perbedaan fisik juga dapat diidentifikasi dari segi kesehatan anak. Sedangkan perbedaan pada aspek perkembangan intelektual dapat dilihat sejalan dengan tahapan usia, kemampuan anak pun meningkat. Namun demikian, karena pengaruh berbagai faktor, kemampuan di antara anak-anak tersebut bisa berbeda. Misalnya, si A pada usia 7 tahun sudah bisa membuat suatu karangan yang bersifat aplikasi dari suatu konsep, tetapi si B pada usia yang sama belum bisa melakukan hal yang dilakukan A.
Piaget dan Kohlberg masing-masing mempunyai pandangan tersendiri tentang perbedaan pada aspek perkembangan moral. Piaget mempunyai pandangan bahwa moralitas berkembang pada 2 tahap utama, yaitu tahap hambatan moralitas dan moralitas kerja sama sedangkan Kohlberg melukiskan 3 tingkatan alasan moral, yaitu pra-conventional morality, conventional morality dan post-conventional morality.
Perbedaan kemampuan seorang anak bisa mencakup perbedaan dalam berkomunikasi, bersosialisasi atau perbedaan kemampuan kognitif. Faktor yang menonjol dalam membentuk kemampuan kognitif adalah faktor pembentukan lingkungan alamiah dan yang dibuat.

Jenis-Jenis Kebutuhan Anak Usia SD

Istilah “kebutuhan”, “dorongan”, atau “motif” pada kehidupan sehari-hari sering digunakan secara bergantian. Namun demikian, secara konsep ada perbedaan di antaranya. Kebutuhan lebih mengacu pada keadaan di mana seseorang terdorong melakukan sesuatu karena adanya kekurangan pada jaringan-jaringan di dalam dirinya yang lebih bersifat fisiologis. Sedangkan dorongan atau motif merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang bersifat psikologis.
Banyak ahli di bidangnya melakukan penggolongan terhadap aspek-aspek kebutuhan, dan pada umumnya bisa dikatakan sama intinya. Cole dan Bruce (1959) membagi kebutuhan menjadi 2 golongan yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis. Sedangkan A. Maslow (1954) membagi kebutuhan menjadi 7 tingkatan atau jenjang dari yang mendasar hingga kebutuhan yang paling kompleks.
Dalam kaitannya dengan perbedaan individu pada anak usia SD, digunakan penggolongan kebutuhan oleh Lindgren (1980) berupa 4 tingkatan kebutuhan yaitu kebutuhan jasmaniah, perhatian, dan kasih sayang, kebutuhan untuk memiliki dan aktualisasi diri.
Hurlock (1978) menyatakan bahwa dalam pemenuhan beberapa kebutuhan anak, disiplin dapat digunakan. Sedangkan DeCecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 sikap guru dalam memberikan dan meningkatkan motivasi siswa.

Kesimpulan

1.Intisari dari Tauhid yakni setiap manusia dalam sifat kemanusiaanya adalah sama tugasnya , sama-sama menjadi kalifah. Perbedaan antara pintar-bodoh, kaya-miskin dll adalah ujian semata
2.Sesungguhnya Allah Maha Kuasa telah memberikan nikmat kepada seluruh umatnya baik itu yang bersukaur maupun yang mengingkarinnya dan nikmat yang diberikan allah antara manusia satu dengan anusia yang lain itu berbeda. Allah juda menegaskan sifat dasar manusia adalah berputus asa kala mengalani kesengsaraan dan dan mereka berpaling ketika mendapatkan nikmat.
3.Kehidupan ini adalah miniatur dari sebuah sandiwara
4.Perbedaan tingkat setrata dalam kehidupan manusia merupahan sebuah sunatullah karena allah selalu menciptakan sesuatu itu selalu berpasang-pasangan yakni ada siang ada malan, ada sehat ada sakit, ada kaya ada miskin, tetapi dari kesemuannya itu allah akan mengangkat derajat manusia dan memuliakannya bilamana mereka itu berilmu.
5.pendidikan Inklusi adalah konsep”Education For All” adanya jaminan UUD 1945.







Pustaka

An-Nur
Mandur, Ibnu; Lisanul Arab; Darul Kiyab al- Amin; Bairut..
Sabiq, Saiyid; fiqih Sunah; Daarul Fikri; Bairut :13/ 139.
Hamka, Dr; Tafsir al- Azhar; Pustaka Panji Mas; Jakarta.
Abas, Ibnu; Tafsir al- Miqbas; Daarul Fikri; Bairut.
al- Razy, Imam; Ma Fatihul Ghaibi; Darul Kitab al- Amin; Bairut.
Ibnu Ismail al – Bukhari, Muhammad; Shahih Bukhari; Daarul Fikri, Bairut.
Hajar Asqolani, Ibnu; Fatkhul Bari; Darul Kitab al- Amin; Baitur.
Elan.2003. Pendidikan Inklusi. Ar-Ruzz Media; Yogyakarta
Yumar.2007. Pendidikan Karakter.Rosdakarya;Bandung
Karni Asroei. 2008. Laskar Pelangi The Phenomenon.Mizan ;Bandung


* Milik Arief tidak untuk di copypaste

Share this article :
 
Support : Creating Website | giea sugianto | Mas giea
Copyright © 2011. AKSETISME.com - All Rights Reserved
Template Created by gea creative Published by Mas giea
Proudly powered by 503