A. Pendahuluan
Karya Ibn Sina |
Pendidikan adalah sesuatu yang esensial bagi manusia. Manusia bisa menghadapi alam semesta demi mempertahankan hidupnya agar tetap survive melalui pendidikan. Karena pentingnya pendidikan, Islam menempatkan pendidikan pada kedudukannya yang penting dan tinggi dalam doktrinya .
Memasuki abad ke XXI atau milenium ketiga di dunia pendidikan di hadapkan pada berbagai masalah pelik yang apabila tidak segera diatasi secara tepat tidak mustahil dunia pendidikan akan ditinggal oleh zaman. Kesadaran akan tampilnya dunia pendidikan dalam memecahkan dan merespon berbagai tantangan baru, yang timbul pada setiap zaman adalah suatu hal yang logis, bahkan suatu keharusan hal yang demikian dapat dimengerti, mengingat dunia pendidikan merupakan salah satu pranata yang terlibat langsung dalam mempersiapkan masa depan umat manusia. Kegagalan dunia pendidikan dalam menyiapkan masa depan umat manusia adalah merupakan kegagalan bagi kelangsungan kehidupan bangsa.
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia sangat terkait erat dengan kegiatan dakwah islamiah, pendidikan Islam berperan sebagai mediator dimana ajaran Islam dapat di sosialisasikan kepada masyarakat dalam berbagai tingkatannya. Melalui pendidikan inilah, masyarakat Indonesia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan As-sunnah. Sehubungan dengan itu tingkat kedalaman pemahaman, penghayatan dan pengamalan masyarakat terhadap ajaran Islam amat tergantung pada tingkat kualitas pendidikan Islam yang di terimanya.
Suatu sistem pendidikan Islam mengandung berbagai komponen yang antara satu dan lainnya saling berkaitan. Komponen pendidikan tersebut meliputi landasan, tujuan, kurikulum, kompetensi dan profesionalisme guru, pola hubungan guru murid, metodelogi pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi dan pembiayaan.
Berbagai komponen yang terdapat dalam pendidikan ini seringkali berjalan apa adanya, alami dan tradisional, karena dilakukan tanpa perencanaan konsep yang matang akibat keadaan yang demikian, maka menjadikan mutu pendidikan Islam kurang menggembirakan. Hal ini dikarenakan ketidak tersediaan tena ga pendidik Islam yang profesional, yaitu tena ga pendidik yang selain menguasai materi ilmu yang diajarkannya secara baik dan benar, juga harus mampu mengajarkannya secara efisien dan efektif kepada para siswa, serta harus pula memiliki idealisme. Permasalahan lain juga terdapat dalam metodologi pembelajaran yang cenderun tradisional, pembelajaran yang lebih mengarah pada peningkatan motivasi, kreativitas, imajinasi, inovasi dan etos keilmuan serta berkembangnya potensisi anak belum dapat dilaksanakan sebagaimana harapan. Dan metode pengajaran yang selama ini sering dilakukan cenderung pada metode ceramah yang bermodalkan pada papan dan kapur tulis semata. Telaah pemikiran filosof muslim Ibnu Sina, Ikhwan Al-Shafa, Ibnu Khaldun akan membantu dan mengembalikan pendidikan Islam ke posisi yang Idial. bersambung........