Ketika Mahasiswa “Gila” Laptop*
“Kembali ke laptop…,” ungkap host disebuah acara televisi nasional. Ungkapan tersebut sangat familiar di telinga kita dan boleh jadi mengisyaratkan bahwa teknologi yang pertama kali diciptakan pada tahun 1979 oleh Bill Moggridge seorang desainer industri Inggris itu, telah mengambil alih peran dan fungsi teknologi yang muncul sebelumnya. Teknologi laptop dengan segala kompleksitasnya mampu menyihir masyarakat (mahasiswa. red) untuk segera membeli dan memilikinnya, sehingga sebagian orang berpendapat tidak memiliki laptop berarti orang jadul (ketinggalan zaman. red), ada juga yang berpendapat gak “mbois” hal itu pada akhirnya membuat ketergantungan terhadap laptop.Berdasarkan hasil poling Koran Bestari, dari 300 responden, 68% mengaku memiliki laptop. Seperti diungkapkan Richardi Betekeneng, mahasiswa Universitas Tribhuwana Tungga Dewi (Unitri) Malang memiliki laptop sebuah keharusan, pria asal Lembata Nusa Tenggara Timur (NTT) itu beralasan selain karena laptop menarik juga mudah dibawa kemana-mana. “Pakai laptop udah saatnya, karena zaman sudah menuntut,” jelas mahasiswa jurusan Arsitek Landskap itu.
Berbeda dengan Muhammad Salim, mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma), mengaku tidak memiliki laptop, pria yang memakili 30% responden lain itu beralasan tidak memiliki laptop karena belum terlalu membutuhkan. “Untuk penggunaan laptop belum begitu butuh, mengerjakan tugas komputer masih mengatasi,” ujar pria asal Madura itu. Sedangkan 2% responden diwakili Yuli Aningrum, memilih abstain dengan alasan tidak memiliki laptop tetapi sering menggunakan laptop.
Berkaitan dengan alasan memilih menggunakan laptop dari pada komputer, sebanyak 30% responden mengaku mengikuti trend (kecenderungan. red). Hal ini disampaikan Rina Salsa Dwi, mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), karena laptop sedang menjadi tren di kampus mau tidak mau harus mengikuti. “Kepingin punya ketika yang lain udah punya,” jujur mahasiswa semester enam itu.
Berbeda dengan Rina, Ika Rachmawati, mahasiswa UMM, Fitur laptop lebih menarik menjadi alasan meninggalkan komputer. “Fitur laptop lebih menarik, terutama ada fitur yang mendukung dalam mengerjakan tugas saya,” tegas mahasiswi jurusan Teknik Elektro itu mewakili 41 % responden lainnya.
Lain lagi dengan fariz M, mewakili 20 % responden lain memilih alasan Simple atau tidak ribet. Bagi mahasiswa jurusan Manajemen itu, menggunakan komputer terlalu susah selain tidak bisa dibawa kemana-mana juga sangat ribet. “Komputer gak mungkin bisa difungsikan kayak laptop,” tandas pria beralamatkan di Sawojajar Malang itu. Meskipun demikian dari 300 angket yang disebar ditumukan sebanyak 9 % responden abstain.
Ketika ada pertanyaan apa tujuan menggunakan laptop, responden dari mahasiswa di perguruan tinggi se-Malang tersebut ditemukan jawaban sebanyak 48% responden menggunakan laptop untuk mengerjakan tugas kuliah. Hal itu seperti diungkapkan Putri Mahesa, kegunaan laptop paling utama untuk mengerjakan tugas kuliah. “Lembur ngerjakan tugas kuliah mas,” tambah mahasiswi Unisma itu.
Sedangkan, Farizal mewakili 17 % responden lainnya menggunakan laptop sebagai hiburan seperti bermain game, melihat film, dan mendengarkan musik. “ketika pikiran lagi gak mood dan jenuh, laptop solusinya, kita tinggal pilih aplikasi hiburan mana yang kita suka,”sahut mahasiswa Unikama itu.
Sedangkaan 17 % responden lainnya memilih menggunakan laptop untuk internetan. Rudi Harianto misalnya mengaku tujuan utama mempunyai laptop untuk bisa berinternetan. “Untuk Internetan, karena laptop mudah dibawa kemana-mana, dan dikampus ada jaringan Wi Fi, so bisa internetan gratis gak perlu ke warnet lagi,” kata mahasiswa Unikama itu. Meskipun begitu dari angket yang disebar ditemukan 7 % responden memilih alasan lain dan 3 % responden lainnya memilih abstain. rif
*Berita Ini merupakan potongan Berita Polling di Koran Kampus Bestari UMM edisi 274 kunjungi juga http://www.kompasiana.com/giea