Home » » BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN AZYUMARDI AZRA TENTANG TRADISI PENDIDIKAN PESANTREN

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN AZYUMARDI AZRA TENTANG TRADISI PENDIDIKAN PESANTREN

Biografi Azyumardi Azra 

Nama Azyumardi Azra sering menghiasi berbagai Media masa, wajah, pendapat dan pemikirannya tak terhitung lagi yang di muat di media cetak dan elektronik. Tak heran kalau dia sering dijadikan Nara sumber bagi wartawan yang menginginkan berita menarik dan patut disimak oleh pembaca.

1.      Riwayat hidup Azyumardi Azra
Azyumardi Azra lahir Pada 4 maret 1955 di Lubuk along, Sumatra barat dan di besarkan dalam lingkungan keluarga yang organis. Beliau tumbuh Besar di lingkungan Islam modernis tetapi dia justru merasa betah dalam tradisi Islam tradisional. Katanya “ Pengalaman keislaman yang lebih intens justru saya dapatkan setelah saya mempelajari Tradisi ulama dan kecenderungan intelektual mereka”.[1]
Ayahnya seorang Tukang kayu, pedagang kopra dan cengkih dan Ibunya adalah seorang Guru agama. Azra merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Orang tuanya sangat memperhatikan pentingnya pendidikan. Oleh karena itu ayahnya bercita-cita keras agar semua anak-anaknya bisa sekolah meskipun kondisi ekonomi tak memungkinkan untuk membiayai. Kata Azra “ saya tahu, Betapa sulitnya bagi beliau, akan tetapi anak-anaknya selalu didorong agar belajar, balajar”,[2] Azra juga menambahkan “ Orang tua saya itu meskipun tidak sekolah tinggi tetapi mencontohkan kepada saya bahwa ilmu itu sangat penting oleh karena itu meskipun mereka susah dalam kehidupan, tapi semua anak-anak mereka itu sekolah dan semua menjadi sarjana”[3] Orang tuanya sadar bahwa ilmu sangat bermanfaat dalam kehidupan anak-anaknya kelak. Makanya orang tua Azra selalu berusaha mendorong anak-anaknya menuntut ilmu.
Azra Menyunting Ipah Farihah yang lahir di bogor pada 19 Agustus 1959. Dia mengenal gadis pilihannya itu ketika menjadi aktivis di kampusnya. Ipah adalah adik kelas Azyumardi Azra di Fak Tarbiyah dan pernah aktif di HMI cab. Ciputat.Pernikahan mereka banyak  kendala karena adanya perbedaan kebiasaan (Adat dalam penikahan, Azra sebagai seorang minang tidak berhak melamar tetapi pihak perempuanlah yag harus melamar laki-laki sedangkan ipah sebagai seorang sunda tidak wajar melamar laki-laki. Tetapi pada akhirnya Ipah dilamar dengan diwakili meskipun kelurga Azra dipandang marah. Dari pernikahan tersebut keluarga Azra dikaruniai 4 orang Anak, tiga laki-laki dan satu Perempuan, yaitu Ravehan fikri husada, Firman elamny Azra, Muh subhan Azra dan Emily sakina Azra “.[4]
Azra-Ipah mengajarkan kepada Anak-anaknya untuk membiasakan dan menumbuhkan minat baca. Beliau juga mendidik keluarganya untuk tidak bergaya hidup konsumtif dan Matrealistis karena model hidup seperti ini akan menimbulkan krisis dalam keluarga. Oleh sebab itu azra berusaha menanamkan nilai-nilai agama kepada Anak-anaknya. Bagi azra, Fungsi orang tua adalah selalu mendisiplinkan dan mengingatkan mereka karena anak-anak mempunyai kecenderungan untuk tidak teratur, beliau menambahkan peran keluarga sangat vital untuk membina moral.[5]
2.      Pendidikan dan karir Azyumardi Azra 
Azyumardi aza dikenal sebagai anak yang rajin dan pandai, dia sudah membaca sebelum memasuki sekolah pasar. Azra memulai pendekatan Formal sekolah dasar disekitar rumahnya kemudian meneruskan ke PGAH Padang.
Setelah lulus dari PGAH th 1925. Azra ingin melanjutkan Ke IKIP Padang (Univ. Andalas) Jurusan Sejarah tetapi orang tuanya menginginkan dia kuliah di IAIN padang. Akhirnya Azra memilih kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bila kuliah di IAIN dg Fak. Tarbiyah.[6] Di kampus Azra aktif di kegiatan Ekstra dan intra kampus. Ia penah menjabat ketua umum senat mahasiswa Fak. Tarbiyah pada1979-1982 dan ketua umum HMI cabang Ciputat padatahun 1981-1982. disamping sibuk belajar ia juga bekerja sebagai wartawan / Redaksi Majalah panji Masyarakat sejak 1979-1985.[7] Selain itu Azra pernah menempuh Karir di LRKN LIPI (1982-1983). Azra selesai kuliah S1 pada tahun 1982 kemudian di Rekrut oleh Rektor IAIN Jakarta Prof. Harun Nasution untuk mengajar di almamaternya.[8]
Pada 1986, Azra memperoleh Beasiswa Fullbright untuk melanjutkan studi S2 di Colombia University, New York. Gelar M.A di perolehnya pada1988 dari departemen bahasa-bahasa dan kebudayaan timur tengah Colombia University. Kemudian Azra melanjutkan Program Doktoral pada departemen sejarah, Colombia University karena memperoleh Colombia University President fellowship. Dari departemen ini ia memperoleh gelar M.A kedua pada 1989 dan M Phil pada 1990. sedangkan Gelar PHD diperolehnya juga dari departemen Sejarah, Colombia Universty pada1992.[9]
Setelah Program S3, Azra terpilih lagi mengikuti Program Post.Docrtoral di Universtas Oxford selama satu tahun (1994-1995), Pada 1997 ia menjadi Guru besar sejarah pada Fakultas Adab, Pembantu Rektor I pada 1998 dan Rektor IAIN syarif Hidayatullah Jakarta sejak 14 Oktober 1998. pada kepemimpinannya Status IAIN Jakarta secara resmi berubah menjadi UniVersitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Sejak 20 Mei 2002.[10]
Ketika menjadi Rektor di IAIN, Usia Azra relatif muda bila di bandingkan dengan para Rektor sebelumnya, Namun pendidikan dan pengalamannya cukup mendukung keberadaannya sebagai rektor. Setidaknya, Azra tahu seluk beluk Perkembangan Perguruan itu karena sejak mahasiswa dia sudah aktif disana.
  Sebelumnya penunjukan Azra sebagai Rektor IAIN pada tanggal 14 oktober 1998 dianggapnya sebagi musibah, sebab dia tidak menyukai Birokrasi yang serba struktural, Azra “ Menyebut, “ Birokrasi tak cocok dilingkungan Universitas”. Berubahnya IAIN menjadi UIN merupakan Keberhasilan yang besar, Selain itu Azra juga berhasil menggandeng Bank Pembangunann Islam (Islam Development Bank/ IDB) dan Pemda DKI Jakarta membangun total 18 gedung Perkuliahan baru bertingkat dua hingga tujuh, Bentuk Prasarana dan sarana secara lengkap. Bersama sebuah lembaga dari Jepang tahun 2005, Azra Berencana membuka Fakultas Kedokteran kedokteran disertai kelengkapan rumah sakit praktek.[11]
Disamping sibuk menjadi Dosen dan mengurusi kampus, Azra juga aktif menjadi Anggota dewan redaksi jurnal Ulumul Qur’an; Islamika;editor-in-chief studia islamika; dan wakil derektor pusat pengkajian islam dan masyarakat   (PPIM ) IAIN Jakarta.[12]
Azra juga dipercaya menjadi dosen tamu di University of Philipines dan University Malaya pada 1997. azra aktif pula sebagai anggota pada SC SEASREO (Southeast Asian Studies Regional Exchange Program) Toyota Founddation & The Japan Foundation Sejak ahun 1998 sampai sekarang. Selain itu, Azrajuga termasuk salah seorang pengurus masyarakat sejarawan Indonesia (MSI) dan Himpunan Indonesia untuk pengembangan Ilmu-ilmu Sosial  (HIPIIS).[13]
Praktis semua karir Azra Terjun dalam dunia Akademis dan keilmuan. Akan tetapi beliau tidak aktif menjadi aktivis di Ormas atau di Parpol. Azra memang tidak tertarik untuk masuk dalam dunia politik tetapi ia bukannya tidak punya sikap politik. Azra pernah mengatakan “ Saya tentu punya sikap politik, Cuma tidak berafiliasi juga terlibat kedalam politik”. Misalkan pada pemilihan umum, Azra juga termasuk salah seorang yang tidak setuju sikap golongan putih atau Golput. Menurutnya demokrasi di Indonesia masih pelu dikonsolidasikan, oleh sebab itu sebagai warga negara mempunya tanggung jawab untuk memperkuat Demokrasi. Azra menyimpulkan golput merupakan sikap yang tidak bertanggung jawab terhadap Konsolidasi demokrasi di Indonesia.[14]  
 
3.      Karya-karya Azyumardi Azra 
Azyumardi Azra merupakan tokoh pemikir yang tak pernah diam, Obsesinya yang besar untuk mengubah pemikiran Islam di Indonesia, telah dicurahkan melalui karya-karyanya baik dalam bentuk tulisan artikel yang dimuat diberbagai media masa maupun sejumlah buku yang telah diterbitkannya.[15] Hingga kini lebih dari 15 buku yang telah Azra tulis, tidak termasuk makalah dan jurnal-jurnal Berbahasa Indonesia dan inggris. Oleh sebab itu, Azra tergolong penulis paling produktif, khususnya sejarah dan kajian keislaman.[16]
Banyak karya-karya Ayumardi Azra yang tersebar diberbagai kampus-kampus di Indonesia dan luar negeri, pemikiran-pemikirannya banyak dijadikan rujukan oleh berbagai kalangan akademisi. Mengenai produktifitas menulisnya ditengah kesibukannya memimpin univesitas ternyata, ada semangat tersendiri dalam diri Azra. Katanya: “Saya menganggap bekerja seperti menulis kolom buat media ditengah kesempitan waktu, sebagai tantangan yang harus saya tundukkan, saya ingin buktikan bahwa saya bisa”[17]
Produktivitas Azra membuat banyak kalangan cemburu dan kagum. Kemampuan Azra dalam bidang sejarah khususnya dalam Perkembangan Islam tetap membuatnya rendah hati, beliau tak mau disebut sebagai sejarawan, dia menyebut dirinya hanya sebagai ”Peneliti Sejarah”.[18]
Buku-buku yang ditulis dan diterbitkannya antara lain, Jaringan Ulama’ Timur Tengah Dan Kepulauan Nusantara Abad XVII Dan XVIII  (Mizan 1994) yaitu berasal dari desertasinya. Pergolakan Politik Islam : Dari Fundamentalis, Modernis, Hingga Post Modernisme (Paramadina 1996). Adapun Buku-buku Editannya seperti Islam dan Masalah-Masalah Kemasyarakatan (Pustaka Panjimas, 1984) dan Perkembangan Modern Dalam Islam (Yayasan Obor Indonesia, 1984) Dan Agama di Tengah Sekulerasi Politik (Pusaka Panjimas, 1985).[19]
Pada 1999, Azra menerbitkan enam buku terbarunya dan meluncurkannya pada tanggal 21 September 1999. Buku-buku tersebut yaitu Pendidikan Islam ; Tradisi Dan Modernisasi Menuju Melenium Baru, Esei-Esei Intelektual Muslim Dan Pendidikan Islam (Ciputat; Logos Wacana Ilmu), Islam Reformis: Dinamika Intelektual Dan Gerakan (Jakarta; Paramadina), Menuju Masyarakar Madani ; Gagasan, Fakta Dan Tantangan, Dan RenaisansIslam Asia Tenggara ; Sejarah Wacana Dan Kekuasaan (Bandung; Rosda Karya )[20]
Pada tahun 2000 Azra menerbitkan dan meluncurkan buku kumpulan wawancaranya yaitu Islam Subtantif: Agar Umat Islam Tidak Jadi Buih (Bandung; Mizan), Azra juga telah menyiapkan tiga manuskrip bukunya berbahasa Inggris yang penerbitnya di Singapura, ketiganya berjudul Islam In Indonesia: Continuity And Changes In Modern World. Islam In Malay-Indonesia World dan Islam, Ulama And The State System.[21]
Pada tahun 2002, Azra kembali menerbitkan dan meluncuran buku-buku terbarunya, antara lain: Historiografi Islam Kontemporer; Wacana, Aktifitas Dan Aktor Sejarah (PT. Gramedia Pustaka Utama) ; Paradigma Baru Pendidikan Nasional : Rekonstruksi dan Demokratisasi (kompas: Jakarta), Reposisi Hubungan Agama Dan Negara : Merajut Kerukunan Antar Umat (Jakarta : Kompas), Menggapai Solidaritas : Tensi Antara Demokrasi, Fundamentalisme Dan Humanisme (Pustaka Panjimas), Konflik Baru Antar Peadaban : Globalisasi, Radikalisme Dan Pluralitas (Bandung : Mizan ), Islam Nusantara : Jaringan Global dan Lokal (Bandung : Mizan)[22]
April 2004, Azra Meluncurkan bukunya yang berjudul The Origins of Islamic in Reformation in South East Asia, Buku tersebut setebal 300 halaman dan disponsori oleh Studies Australian Association (SAA) yang diterbitkan oleh penerbit komersial Allen dan Unwin Australia, kemudian Hawai University Press dan KITLV Leiden , Belanda.[23]
Dari sekian banyak karya-karya Azra, ternyata dalam dunia tulis menulis dikenalnya sejak mahasiswa, sebelum lulus dari IAIN Jakarta beliau telah terjun dalam dunia jurnalistik, mulai dari itu kemahiran dan minat tulis menulis mulai berkembang, Azra mengatakan ”Menulis bagi saya sebagai suatu keharusan, saya terbiasa menulis kapanpun, tidak tergantung kemauan”, bahkan waktu Azra di mobil atau pesawat Azra dapat menulis.[24]
Azra sebenarnya  tak pernah membayangkan apalagi mencita-citakan menjadi salah satu intelektual Islam yang disegani dan dianggap mewakili mainstrim Islam di Indonesia.


[1]  Azyumardi Azra , Islam Subtantif, Agar Umat Tidak Menjadi Buih  ( Bandung : Mizan, 2000 ), 19
[2] Ibid.

[3] Lihat, Www. Tokoh Indonesia Dot Com (Ensiklopedia Tokoh Indonesia ) Sebuah wawancara wartawan Tokoh indonesia Dot Com dg Prof Dr Azyumardi Azra. MA pada Sabtu 31 Juli 2004 di kampusnya UIN Syarif Hidayatullah, JL Ir.H Juanda No.95 Ciputat, Jakarta Selatan.
 
[4] Azra, ” Islam Subtantif….Op. Cit 23

[5] Ibid,  26

[6] ibid,  20

[7] Azyumardi Azra,” Pendidikan Islam, Tradsi Dan Modernisasi menuju Melinium Baru”, (Jakarta; Kalimah, 2001)  233

[8] Azra, Islam Subtantif……Op. Cit, 21.

[9] Azra, Pendidikan Islam…….Op.Cit, 233.

[10] Azyumardi Azra, Surau, Pendidikan Islam Tradisional Dalam Transisi Dan Modernisasi,( Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 2003), 173

[11] Lihat Www. tokoh-tokoh Indonesia dot Com(diakses pd tg 27-08-2005)  

[12] Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Rekonstruksi dan Demokratisasi ( Jakarta; Kompas, 2002), 284.

[13] Azra, Islam SubtantifOp. Cit, 26.
[14] Lihat Www.tokoh-tokoh Indonesia Dot com (Diakses pd tgl 27-8-2005)

[15] Azra, ” Islam Subtantif……Op. Cit, 29

[16] Lihat Harian Kompas, Kamis 25 Maret 2004, dalam Gesit Ariyanto, Prof. Dr. Azyumardi Azra MA, Kekuatan Sebuah Dialog.

[17] Ibid

[18] Azra, Islam Subtantif….Op. Cit, 31

[19]  Azyumardi Azra, Surau, Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi, (Jakarta; Logos Wacana Ilmu, 2003), 174.
[20] Azra, Islam Subtantif……Op. Cit, 30

[21] Azra, Surau, Pendidikan……Op. Cit, 134

[22] ibid.

[23] lihat Harian Kompas,kamis,25 maret 2004,Prof Dr Azyumardi Azra MA, Kekuatan Sebuah Dialog

[24] Azrra; Islam subtantif……Op. Cit, 38
Share this article :
 
Support : Creating Website | giea sugianto | Mas giea
Copyright © 2011. AKSETISME.com - All Rights Reserved
Template Created by gea creative Published by Mas giea
Proudly powered by 503