Home » » Rekonstruksi Nalar Filsafat Pendidikan Inggris dan Islam

Rekonstruksi Nalar Filsafat Pendidikan Inggris dan Islam

Abstraksi
Tiada kekayaan yang lebih Utama dari pada Akal , tiada kepapaan yang lebih menyedihkan dari pada kebodohan , dan tiada warisan yang palaing baik dari pada Pendidikan (Ali bin Abi Thalib).
Proses penciptaan Intelektual itu berlangsung lama, sulit, penuh dengan tantangan, melalui proses maju, mundur, bubar dan membentik kembali…(Antonio gramsci)
Epistimologi pendidikan di Inggris adalah hal yang menarik dengan adanya akulturasi Intelektual akibat pengaruh Revolusi prancis dan Revolusi Industri telah mengubah wajah peradaban Eropa menjadi peradaban yang maju. Hal ini tidak lain karena tokoh intelektualnya mengadakan revolusi pemikiran yang semula Dogmatis menjadi rasionalis. Mulai abad kebangkitan di abad ke-16 telah terjadi disposisi filsafat pendidikan yang secara umum berhaluan Empirisme dan Rasionalisme, meskipun kedua ini salaing bertentangan tetapi menjadi filsafat pendidikan di Inggris. Kemudian muncul berbagai aliran akibat pergumulan dua paradigma tersebut yaitu Empirisme, Bahafiorisme (filosofis), empirisme (filosofis), empirisme biologis, pragmatisme, Instrumentalisme, eksperimentalisme, hidonisme piskologis, reinforcement, Relativisme Budaya, Demokrasi social, Subjektivisme Substansial, liberasionisme.
Filsafat pendidikan Islam dengan dasar Qur’an dan As-sunah dengan pendekatan rasional falsafi telah membawa peradaban maju, kemudian Hancur dan bangkit lagi. Dengan tokoh-tokohnya seperti Al-Farabi, Al-Kindi, Ibnu Sina,ibnu khaldun,al-Ghazali, ikhwan As-Sifa. Telah membawa pendidikan Keranah yang lebih nyata.

Kata kunci: Epistimologi, Inggris,Rasionalisme, empirisme, pendidikan Islam

Pendahuluan
Filsafat berasal dari kata arab yang berhubungan erat dengan kata Yunani, bahkan memang asalnya dari kata Yunani yaitu, philosophia. Dalam bahasa Yunani kata philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan sophia; philo artinya cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu; sophia artinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang mendalam. Definisinya, filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab sedalam-dalamnya dari segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli, dan bagi Aristoteles filsafat adalah ilmu yang mencari kebenaran pertama, segala yang maujud dan ilmu segala yang ada yang menunjukkan adanya penggerak pertama
Bagi Al-Farabi filsafat adalah pengetahuan tentang alam ujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Al-Kindi berpendapat filsafat merupakan pengetahuan tentang hakekat segala sesuatu, dan ini mengandung teologi (al-rububiyah), ilmu tauhid, etika dan seluruh ilmu pengetahuan yang bermanfaat Ibnu Sina mengaitkan filsafat dan kesempurnaan diri: filsafat adalah penyempurnaan jiwa manusia melalui pengkonsepsian hal ihwal dan penimbangan kebenaran-kebenaran teoritis dan praktis dalam batas-batas kemampuan manusia.
Dari berbagai keterangan di atas bisa dikatakan bahwa "filsafat" adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis, untuk mencari hakekat kebenaran sesuatu, baik dalam logika, etika maupun metafisik. Untuk itu studi falsafi mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi

Perjalanan Nalar Epistimologi Pendidikan di Inggris (Eropa)
Mungkin ada benarnya apa yang telah dikatakan Francis Fukuyama dalam buku kontroversional, The End Of HistorY and The Last man (1992), bahwa sejarah telah berakhir karena demokrasi liberal barat telah mengunggguli komunisme yang ditandai dengan runtuhnya uni soviet. Ini merupakan sejarah panjang pembentukan nalar filsafat moderen di eropa khususnya di Inggris.
Perjalanan panjang menuju nalar moderen yang digagas oleh dedengkot filosof Inggris untuk memajukan pendidikannya dapat ditelusuri seperti dalam artikel “Modernity versus postmodernity”, Jurgan Habermas menjelaskan istilah “moderen” adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut era baru (New ege), yang berfungsi untuk membedakan dengan masa lalu(the ancient).[1]
Artinya mederen itu tidak semata-mata hanya ditandai dengan munculnya renaissance atau enlightenment[2] tetapi itu yang memulai, di Negara Eropa Prancis, Inggris, dan Jerman. Bertrand Russel mengungkapkan ada dua hal yang terpenting yang menandai sejarah pendidikan modern di Inggris atau di Eropa, yakni runtuhnya otoritas gereja dan menguatnya otoritas sains (rasional).[3]
Ada beberapa tesis yang bisa diambil untuk memahami peristiwa kemajuan revolusi ilmiah di Inggris. Pertama, revolusi ilmiah selalu dikaitkan dengan proses sekulerisasi atau tercabutnya kekuasaan agama dalam system social politik yang memungkinkan sain lepas dari kungkungan institusi kungkungan agama. Di Eropa demikian juga diInggris telah tercatat dalam sejarah pada Abad ke 16 dan 17, ketika itu era Renaissance, agama-sebagai institusi yang sangat dominant dan hegemoni di eropa dikala itu-mengalami perubahan radikal dalam posisinya sebagai pemegang otoritas penuh segala bentukkebenaran. Tetapi lepasnya sains dari otoritas agama tidak menjadikan indepindensi.[4]

Disisi lain , dalam hal perkembangan pengetahuan sekuler dan skeptisme[5]sudah menjadi landasan tradisional ilmu pengetahuan , wancana ilmu pengetahuan yang menjadi topic utama pada zaman kebangkitan pendidikan Filsafat di Inggris dan secara umum dieropa. Pada abad ke-17 topik utama adalah persoalan epistimologi[6].
Pernyataan pokok dalam bidang epistimologi adalah bagaimana manusia memeperoleh pengetahuan yang benar ? serta apa yang dimaksud dengan “kebenaran itu”? untuk menjawab pernyatan-pernyataan itu yang bercorak epistimologi in, maka dalam filsafat zaman awal kemajuan inggris yakni pada abad ke-17muncullah aliran filsafat yang memberikan jawaban berbeda, bahkan saling bertentangan. Alirantersebut adalah aliran empirisme dan Rasionalisme
. Tetapi sebelum membincang tentang dua aliran filsafat pendidikan tersebut perlu penulis kemukakan ulasan teori yang dirangkum dalam jalur penalaran di eropa dalam pandangan William bahwa nalar pendidikan di inggris didasari yang bernama system pengetahuan rasional, empirisme dan positivisme.
William melanjutkan dan menguraikan dari dasar filosofis epistimologis pendidikan di Inggris (Eropa)[7], yaitu Empirisme, Bahafiorisme (filosofis), empirisme (filosofis), empirisme biologis, pragmatisme, Instrumentalisme, eksperimentalisme, hidonisme piskologis, reinforcement, Relativisme Budaya, Demokrasi social, Subjektivisme Substansial, liberasionisme, liberalisme pendidikan.
Kemudian Wiliam mengungkapkan juga dalil-dalail pokok liberelisme pendidikan yang terjadi diInggris :
seluruh hasil kegiatan belajar adalah pengetahuan melalui pengamalan personal
seluruh hasil kegiatan belajar bersifat subjektif dan selektif[8].
Seluruh hasil kegiatan belajar beraakar pada keterlibatan pengertian indrawi[9] .
Seluruh hasil –hasil belajar didaari oleh proses pemecahan masalah secara aktif dalam pola” coba benar-salah” atau (trial and eror)
Cara belajar yang baik diatur oleh perintah-perintah eksperimantal yang bercirikan metode ilmiah
Pengetahuan yang terbaik adalah yang paling selaras dengan (atau mungkin derdasarkan) pembuktian ilmiuah yang dianggap benar sebelumnya
Kegiatan belajar diarahkan dan dikendalikan oleh konsekuensi –konsekuensi emosional dari perilaku
Sifat-sifat hakiki dan isi pengetahuan social mengarahkan dan mengendalikan sifat-sifat haiki dan isi pengalaman personal
Penyelidikan kritis yang mempunyai arti penting hanya bisa berlangsung dalam masyarakat yang demoratis dan memiliki komitmen terhadap ungkapan umum pemikiran dan perasaan individual.
Itulah dalil dalail yang ditawarkan William kala berbicara pendidikan Di Inggris yang telah terkontaminasi oleh racun rasional.
Kembali pada perbincangan tentang filsafat berepistimilogi rasional dan empirisme yang berpengaruh terhadap perkembangan di Eropa tetapi ketika berbicara tentang epistimilogi mana yang dijadikan dasar pendidikan di Inggris. Secara sepintas dua peradigma tadi rasionalisme dan empirisme bangunan berfikirnya berbeda dan saling menjauh. Tetapi, dalam epistimologi pendidikan di Inggris kedua paradigma tersebut secara kontinuitas memberi pengaruh terhadap perjalanan pendidikan di Inggris[10]. Dalam hal ini Karim(2009) melihat landasan Epistimologi peradaban barat[11] sebagai argument dalam menguraikan keterkaitan dua paradigma tersebut.

Rasionalisme[12]
Ren’t Descrates[13] adalah seorang filsof yang disinyalir sebadai pembuka gerbang moderen khususnya diinggris dan umumnya di eropa. Ia adalah seoerang pertama yang memiliki kapasias filosofi tinggi dan sangat dipengaruhi fisika dan astronomi baru[14]dia sendiri tokoh rasionalisme ren’t deskrates (1595-1650)[15] telah dianggap sebagai bapak rasionalisme moderen di inggris (barat)yang sampai saat ini masih dijadikan landasan pembangunan peradaban. Julukan itu tidak begitu berlebihan sebab sejak kelahiran Deskrates, kesadarannya betul-betul digumuli dalam filsafat.
Pemikiran Deskrates yang kemudian terkenal dengan jargon “Co Gito Ergo sum” yang sering didistilahkan dengan “metode kesangsian”yang digunakan untuk menemukan sebuah kepastian[16].

Empirisme.[17]
Empirisme dapat dikatakan sebagai doktrin yang meluas dalam pola pendidikan di Inggris yang mengatakan bahwa seleuruh pengetahuan harus dicarai dalam pengalaman yang berpandangan bahwa semua ide gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami . secara umum empirisme berlawanan dengan Rasionalisme.
Tokoh yang representative dalam gambaran relative aliran empirisme. David Hume (1711-1776)[18]ditangnnya lah empirisme manjadi radikal dengan metode sekeptismenya.
Dalam pandangan , yang bisa diketahui hanyalah persepsi dan bukanlah objek diluar diri kita, dalam duania pendidikan , system control dan evaluasi jamak digunakan oleh para guru terhadap peserta didik adalah metode induksi yaitu penilaian aktifitas danmemberlakukan secara universal terhadap seluruh siswa dengan hanya melihat kebiasaan mereka secara umum tanpa memeperhatikan secara lebih dan keragaman karakter mereka.
Rasionalisem maupun Empirisme Sebagai Filsafat fundamental yang mengarahkan gerak pendidikan di Inggris.
Bagan Landasan Epistimologi pendidikan Di Inggris[19][20]

Rasionalisme
Empirisme
Tokoh
Pemikiran
Tokoh
Pemikiran
plato
Pengetahuan, Ide, kebenaran akan lahir Innate/a priori
aristoteles
Kebenaran lahir setelah abstraksi bersentuhan langsung dengan objek dari Aposterotori ke Fenomena ke Abstraksi ke Objek
Arcesileus dan diogenes
Akibat masuknya hellenisme maka kedu tokoh ini dengan sekeptisisme dan sinisnya tidak menawarkan tesei apa pun.
Epikurus dan Zeno
Meskipun dipengaruhi paham hellen namun masih menaruh harapan pada ilmu pengetahuan sepanjang dapat memberi penjelasan yang naturalistic atas fenomena uyang dipercaya.
Ren’t Deskrates
Co gito ergo sum” metode kesangsian deskrates
Francis Bacon
Metode inklusi ; menarik kesimpilan dari umum ke khusus dari pengamatan yang khusus
Baruch de Spinoza
Memandang antributif identik dengan alam semesta
Thomas hobes
Kenyataan akhir adalah kenyataan indrawi menurut Hobes tologi bukan lah filsafat karena filsafat berbicara masalah lahiriah sehingga hanya empat saja ilmu yang dianggap sah yaiti geometri, Fisika, Etik, dan Politik
GW Von Libniz
Ada bentuk substansi yang berbentuk monad, monad substansi yang bukan kenyataan jasmani
David Hume
Substansi kumpulan persepsi sematakarena pikiran membuat artifisisal semata


Jhon locke
Dengan bertolak pada pengalaman ide-ide yang terjadi melalui proses pengindraan yang hasilnya disebut ide simplek
Demikian gambaran rancangan Epistimologi yang di jadikan dasar pendidikan di Inggris.

[1] Ali maskum dan luluk Yunan. Paradigma pendidikan Universal (Yogyakarta: Ericisod,2004), hal 24
[2] Ranaissence atau enlightenment ditandai dengan pertama, zaman ketika ilmu-ilmu dan teknologi berkembang , kedua munculnya gerakan –gerakan intelektual yang kritis terhadapp mitos , metafisika,tradisi, otoritas, dogmatisme dan seterusnya
[3] Bartrand Russel, Sejarah Filsafat Barat, terj Sigit jatmiko(Dkk) (Yogyakarta : pustaka pelajar, 2002), hal. 645
[4] Yasid, sains dan Islam
[5] Sekuler : sebuah pemikiran yang dimulai dari kritik kebebasan terhadap otoritarianisme gereja (symbol agama) di eropa (Inggris), tetapi kemudian terlanjur dengan pemisahan dan distorsi hingga menjadi biner oposisi.
[6] Epistimologi : hal atau katalis yang membicarakan sumber pengetahuan dan bagai mana cara memperolehnya, misalkan pembahasan rasionalisme, empirisme, positivisme,dll.
[7] Dari uraian ini kiat akan melihat bahwa gelombang perkembangan pendidikan di Inggris pada umumnya dipengaruhi oleh semangat positivisme yang rasional, empirisme dan positivtikdengan pendekatan saintifik dan jauhnya semangat intuisi keagamaan.
[8] Istilah personal”,”subjektif”,”selektif” istilah ini akan mewakili kebebasan individu yang banyakmuncul dengan filsafat moderen yang Rasional(Co gito ergo sum), sedangkan istilah “ selektif” mewakili kompodsisi individu yang akan melahirjkan penegasan akan diri dan panegasan yang lain, sebuah rasio yang kehilangan sisi humanitasnya.
[9] Selain rasio indrawi jug amenjadi alat alat kepercayaanuntuk mendefisinikan suatu kebenaran, indrawi merupakan turunan dari aliran filsafat empirisme yang merupakan lawan dari Rasionalisme
[10] Muhammad karim, pendidikan kritis transformative, (Yogyakarta: Ar-Ruzz media, 2009)

[12] Rasionalisme sebuah paradigma yang mempercayai adanya ide-ide bawaan yang bersifat substansi rasio yang mendefisisnikan dan memformulasikan kebenaran.
[13] Ren’t Deskrates Filosof kebangsaan inggris, ayahnya adalah seorang ketua parlemen inggris yang memeiliki tangah yang cukup luas . ia adalah anak yang cukup cerdik, seorang pembisnis , tentara dalam bukunya Sejarah filsafat barat , terj Sigit jatmiko dkk.(Yogyakarta;pustaka pelajar,2002), hal.732.
[14] Dudi Hariman, Filsafat moderen, (Jakarta;Gramedia pustaka,2004),hal.37
[15] ejarah filsafat barat , terj Sigit jatmiko dkk.(Yogyakarta;pustaka pelajar,2002), hal.733
[16] Sedang dalam islam Al-Ghazali mempunyai “metode keraguan Ghazali” yang sering mnengatakan “ keraguanlah yang mengantarkan pada kebenaran, barangsiapa yang tidak bisa maju maka dia tidak memandang, barang siap[a tidak pernak memandang berarti dai tidak pernah melihat , maka ia tetap dalam kebutaan dan kesesatan.
[17] Sebuah paradigma keilmuan yang memposisikan fakta yang terlihat sebagai paliang substansi dari substansi-substansi yang lain dalam mendevisinikan kebenaran.
[18] Hume adalah filosof kebangsaaan Inggris. Ia adalah seorang yang paling terkemuka dikalangan filsuf karena dia mengembangkan filsafat empirisme Locke dan Berkeley menjadi konklusi logis dan menjadikan luar biasa lantaran membuatnya konsisten, untuk lebih bisa memahami kehidupan Humle baca Sejarah filsafat barat , terj Sigit jatmiko dkk.(Yogyakarta;pustaka pelajar,2002).
[19] Muhammad karim, pendidikan kritis transfor matif(Yogyakarta;Ar-Ruzzz Media, 2009)hal 40.
[20] Faqih Mansur, Idologi dalam pendidikan” (sebuah pengantar dalam buku Ideologi-ideologi pendidikan), Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Share this article :
 
Support : Creating Website | giea sugianto | Mas giea
Copyright © 2011. AKSETISME.com - All Rights Reserved
Template Created by gea creative Published by Mas giea
Proudly powered by 503