Pendidikan merupakan wadah yang cocok bagi pengembangan strategi kultural yang lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dan perilaku individu. Selain itu, pendidikan juga mempunyai misi untuk menyiapkan manusia dan masyarakat religius, demokratis, memiliki kemampuan untuk memahami, menghayati, mengamalkan, dan mengembangkan secara terus-menerus nilai-nilai budayanya.
Pendidikan agama merupakan salah satu komponen penting dalam merealisasikan tujuan pendidikan tersebut. Proses pembelajaran agama kepada para siswa tidak hanya melalui teori-teori yang disampaikan guru di dalam ruang kelas. Tetapi yang paling penting adalah pemelajaran agama yang dilakukan melalui pembiasaan dan latihan-latihan.
Metode pembelajaran tersebut merupakan metode pembelajaran yang kontekstual. Sudah menjadi keharusan bagi sekolah-sekolah proses pembelajaran seperti itu menjadi salah satu agenda terpenting yang harus dilaksanakan oleh para siswa.
Berkaitan dengan momen bulan suci ramadhan, yang mana bulan ramadhan adalah bulan keutamaan, bulan penuh berkah dan didalamnya terdapat peluang untuk mencapai keberhasilan serta kemuliaan. Sangat tepat apabila bagi para siswa untuk mengisi kegiatan Ramadhan tersebut dengan kegiatan-kegiatan positif yang mengarah pada peningkatan kualitas ibadah dan pengetahuan agama.
Salah satu kegiatan positif tersebut adalah kegiatan pondok ramadhan Pondok Ramadhan pada hakekatnya adalah kegiatan yang dirancang seperti layaknya pondok pesantren yang membina santri-santrinya. Tujuan dari pondok ramadhan adalah untuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada siswa. Harapannya agar para siswa dapat menjadi muslimin dan muslimat yang bertaqwa. Dengan kegiatan pondok ramadhan siswa dapat mempraktekkan materi-materi ibadah yang telah diajarkan dalam pelajaran agama di sekolah. Selanjutnya, para siswa dapat bimbingan untuk memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam agama.
Suasana diatas tampak kental ketika berkunjung ke ruang-ruang kelas SMK PGRI 3 26/08 yang tengah mengadakan kegiatan pondok ramadhan. Sebagaimana diungkapkan oleh bagian kesiswaan kegiatan pondok pesantren merupakan program tahunan yang diadakan di SMK PGRI,” kegiatan ini merupakan program tahunan yang diadakan di SMK PGRI yang berlangsung sejak dulu”, ungkap Murdianto
Lebih lanjut kegiatan yang berlangsung selama 5 hari dan diikuti oleh sekitar 1000 siswa-siswi dari semua jurusan yang ada di SMK PGRI 3 itu mengangkat tema “puasa dalam kontek sosial”,” sebenarnya dalam hal tema kita tidak mempunyai tema sentral tetapi berhubung ini bulan puasa kita mengambuil tema puasa dalam konteks social”,Papar pria asal Pacitan ini.
Ketika dimintai penjelasan tentang tema pemilik dua gelar sarjana (Spd dan SH) ini mengungkapkan supaya siswa memiliki kesadaran social dan lebih bisa menghargai orang lain,dan menghargai perbedaan.yang ada dimasyarakat.
Berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan pondok ramadhan itu sebagaimana yang dijelaskan pria ramah ini bertujuan untuk pembentukan moral, akhlak, budi pekerti yang mulia baik itu dalam ligkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat,”Dari kegiatan ini diharapkan adanya peningkatan ke hal yang lebih baik dari pembentukan moral, akhlak, budi pekerti yang dalam hal ini akan terlihat baik dilingkungan sekolah sendiri maupun dilingkungan masyarakat,” ujar laki-laki yang tinggal di Pakis Saji ini.
Lebih jauh ia menambahkan dengan kegiatan pondok ramadhan itu diharapkan nantinya siswa mampu memahami makna dari pada hakikat puasa maupun Idhul fitri itu sendiri seperti siswa mampu menghargai perbedaan individu , siswa memahami akan hakikat jiwa yang merdeka melalui puasa.
Lebih rinci lagi kegiatan pondok ramadhan yang dimulai sejak pukul 7 pagi sampai jam 16 sore itu lebih ditekankan pada pemahaman praktek ibadah yang menurut pengguna kartu Simpati ini siswa dari SMK PGRI 3 ini dalam pemahaman tentang hal ibadah sangat kukrang sekali,” dalam kegiatan pondok ini aspek sebenarnya yang hendak dicapai adalah peningkatan pemahaman aspek ibadah karena saya melihat banyak siswa disini yang belum faham akan pelaksanaan Ibadah contohnya dalam hal salat saja masih banyak yang kekurangan,” argumen laki-laki yang murah senyun ini.
Berkenaan dengan materi yang diberikan seperti yang disampaikan oleh Samsudi yakni materi-materi yang berkaitan dengan puasa dan materi yang mengarah pada pembentukan akhlak siswa,” materi yang akan diberikan adalah materi yang berkaitan dengan puasa dan materi yang mengarak pada pembentukan siswa,” tandas pria asal Sumenep Madura ini.
Lebih jelas alumni Unisma ini memaparkan materi yang akan diberikan meliputi ; Puasa dalam tinjauan kesehatan, Puasa dalam tinjauan social, praktek ibadah, Tartil Al-Qur’an ,.dengan materi seperti itu maka harapanya tujuan dari pelaksanaan kegiatan ramadhan bisa tercapai,” materinnya meliputi puasa itu sendiri yang ditinjau dari social, kesehatan dan ada juga praktek ibadah dan tartil Qur’an. Dengan materi seperti itu diharapkan akhlak siswa yang semula baik menjadi lebih baik lagi misalkan siswa memiliki etika berteman dengan lawan jenis, memiliki kesadaran social dan paham makna dari pada puasa itu sendiri,” argument pengajar Pendidikan Agama Islam ini.
Dari segai pembawa materi laki-laki ramah ini menjelaskan pemateri dalam kegiatan pondok ramadhan ini menghadirkan pemateri dari luar sekolah sedang yang dari sekolah sendiri diambilkan dari guru non-pengajar agama tujuannya agar lebih mengena dan agar siswa tidak jenuh,” masalah materi kita mendatangkan dari luar sedang dari sekolah sendiri diambilkan dari guru yang bukan guru agama seperti ketika materi Puasa dari tinjauan kesekatan maka diambilkan guru olahraga ya tujuannya agar lebih membumi dan siswa tisdak jenuh,”jelasnya mengakhiri.
Sedangkan keefektifitasan dari kegiatan pondok ramadhan wakasek Kesiswaan mengomentari bahwa kegiatan pondok ramadhan sangat efektif sekali dalam pembentukan akhlak dan moral siswa buktinya dari tahun ketahun ada peningkatan akhlak siswa misalkan dari yang semula banyak yang nakal menjadi beerkurang. Dan di SMK PGRI sendiri sudah ada buktinya sekarang banyak siswa yang manut tidak membuat onar dan lebih berakhlak,” sangat efektif sekali dalam pembentukan moral siswa buktinya siswa yang nakal menjadi berkurang dan di SMK PGRI sendiri sekarang siswanya manut-manut dan nurut tidak bikin ulah,”pungkasnya mengakhiri._Rif
*Arif Sugianto aktivis reporter koran kampus bestari UMM