Dalam usaha memperkokoh dan menyeimbangkan kerja sama luar negri antara dunia barat dan timur, UMM lewat Biro Kerjasama Luar Negri (BKLN) bekerja sama dengan Al Muassasah Al Islamiyah Riyadh, Saudi Arabiya selenggarakan workshop Internasional, Pendidikan Agama Islam : Dasar dan Sumbernya.. Acara yang berlangsung di Aula Masjid AR. Fachruddin itu dihadiri lansung oleh direktur Al Muassasah Al Islamiyah bagian Asia, Abdul Aziz Ibrahim Al Daughter, Ibrahim Mubarakh Al Mawaysh, 65 peserta perwakilan guru agama Islam Malang Raya.. (30-31/7).
Abdul Aziz dalam menyampaikan materi |
Kepala BKLN, Soeparto, mengatakan jalinan kerjasama tersebut merupakan tahun ketiga antara kedua belah pihak. Sedangkan tujuan dari acara itu dalam rangka pengembangan pendidikan agama Islam dan dakwah Islam. “Kerjasama Internasional harus terus digalang dan dijaga, baik itu dengan dunia barat atau dunia timur,” ungkapnya memberi sambutan.
Lebih lanjut, Soeparto demikian disapa, mengungkapkan orang-orang Arab mengatakan di Indonesia terjadi paradoks, penduduk Indonesia mayoritas muslim akan tetapi banyak yang menguasai bahasa Inggris dibandingkan dengan bahasa arab. “Disini BKLN dalam proses pengembangan dalam frase international awereness. penanaman maindset bahwa menjalin kerjasama dengan negara lain itu penting dan mutlak," tambahnya.
Staff BKLN bagian Timur Tengah, Abdul Haris, mengungkapkan kegiatan Worksop Internasional itu, guna meningkatkan hubungan antara UMM dengan Saudi Arabia yang dalam hal ini dilakukan Al- Muassasah Al Islamiyah Riyad sebagai lembaga The Muslim Fundantion. "Lewat kegiatan ini untuk meningkatkan kerjasama kedua belah pihak dalam hal dakwah islamiyah," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Haris demikian disapa, mengungkapkan disepakati pula nota kesepahanan antara UMM dengan Al- Muassasah Al Islamiyah dalam bidang dakwah dan pendidikan Islam, hal ini tidak lain karena UMM memiliki kesungguhan dan memiliki misi yang sama dalam hal perhatian dan pengembangan pendidikan dan dakwah Islam."Untuk program kedepan tidak hanya berhenti pada kegiatan seperti ini, akan tetapi ada agenda kegiatan rutin, serta pemberian bantuan," jelas dosen Fakultas Agama Islam itu.
ketika disinggung mengenai bentuk kerjasama kedua belah pihak, lulusan Sudan itu menguraikan kerjasama berupa pelatihan-pelatihan dan seminar dakwah dan pendidikan Islam, penerbitan dan penyebar luasan buku terjemahan, dan penyediaan buku pengajaran bahasa Arab bagi mahasiswa UMM.
Dalam Warkhsop Internasional yang berlangsung selama dua hari itu, peserta mendapatkan materi diantarannya, Definisi ilmu agama Islam, keutamaan dan sumber-sumbernya, Sumber primer ilmu agama Islam (Al Quran dan As Sunah), Strategi memahami al quran dan as sunah serta instrumennya, Sumber sekundeh ilmu agama Islam, Perbedaan pendapat dalam ilmu agama Islam dan dampaknya bagi perpecahan umat, dan Warkhsop." Harapannya setelah nengikuti warkhsop ini peserta menambah wawasan dasar-dasar keagamaan han mampu merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari," harap Haris kepada peserta saat penutupan.
"Dalam menafsirkan ayat alquran, para sahabat sangat hati-hati, ulama memberikan arahan ketika menafsirkan alquran yaitu al quran ditafsirkan dengan al quran, al quran di tafsirkan dengan as sunah, sedang penafsiran dengan akal, tidak ada. akal berfungsi sebagai alat untuk memahami al quran. Sehingga dapat digolongkan manusia itu, pertama golongan ulama, orang faham agama dan orang yang berhukum, kedua, golongan pelajar, golongan yang tidak mampu berkesimpulan, ketiga, orang awan, orang yang harus mengikuti ulama," papar Abdul Aziz Ibrahim Al Daughter dalam salah satu materinnya.
Gunawan, salah satu peserta Warkhsop sangat mengapresiasi kegiatan itu, dia mengharapkan kegiatan tersebut bisa terlaksana secara berkelanjutan dan tidak berhenti pada permulaan saja. " Ini warksop luar bias, meskipun secara materi banyak yang sudah mengetahui, akan tetapi dengan pembicara asli dari negara asal agama Islam maka menjadi lain, kedepannya kegiatan seperti ini terus berkelanjutan," harapnya mengakhiri. m_rif
Lebih lanjut, Soeparto demikian disapa, mengungkapkan orang-orang Arab mengatakan di Indonesia terjadi paradoks, penduduk Indonesia mayoritas muslim akan tetapi banyak yang menguasai bahasa Inggris dibandingkan dengan bahasa arab. “Disini BKLN dalam proses pengembangan dalam frase international awereness. penanaman maindset bahwa menjalin kerjasama dengan negara lain itu penting dan mutlak," tambahnya.
Staff BKLN bagian Timur Tengah, Abdul Haris, mengungkapkan kegiatan Worksop Internasional itu, guna meningkatkan hubungan antara UMM dengan Saudi Arabia yang dalam hal ini dilakukan Al- Muassasah Al Islamiyah Riyad sebagai lembaga The Muslim Fundantion. "Lewat kegiatan ini untuk meningkatkan kerjasama kedua belah pihak dalam hal dakwah islamiyah," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Haris demikian disapa, mengungkapkan disepakati pula nota kesepahanan antara UMM dengan Al- Muassasah Al Islamiyah dalam bidang dakwah dan pendidikan Islam, hal ini tidak lain karena UMM memiliki kesungguhan dan memiliki misi yang sama dalam hal perhatian dan pengembangan pendidikan dan dakwah Islam."Untuk program kedepan tidak hanya berhenti pada kegiatan seperti ini, akan tetapi ada agenda kegiatan rutin, serta pemberian bantuan," jelas dosen Fakultas Agama Islam itu.
ketika disinggung mengenai bentuk kerjasama kedua belah pihak, lulusan Sudan itu menguraikan kerjasama berupa pelatihan-pelatihan dan seminar dakwah dan pendidikan Islam, penerbitan dan penyebar luasan buku terjemahan, dan penyediaan buku pengajaran bahasa Arab bagi mahasiswa UMM.
Dalam Warkhsop Internasional yang berlangsung selama dua hari itu, peserta mendapatkan materi diantarannya, Definisi ilmu agama Islam, keutamaan dan sumber-sumbernya, Sumber primer ilmu agama Islam (Al Quran dan As Sunah), Strategi memahami al quran dan as sunah serta instrumennya, Sumber sekundeh ilmu agama Islam, Perbedaan pendapat dalam ilmu agama Islam dan dampaknya bagi perpecahan umat, dan Warkhsop." Harapannya setelah nengikuti warkhsop ini peserta menambah wawasan dasar-dasar keagamaan han mampu merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari," harap Haris kepada peserta saat penutupan.
"Dalam menafsirkan ayat alquran, para sahabat sangat hati-hati, ulama memberikan arahan ketika menafsirkan alquran yaitu al quran ditafsirkan dengan al quran, al quran di tafsirkan dengan as sunah, sedang penafsiran dengan akal, tidak ada. akal berfungsi sebagai alat untuk memahami al quran. Sehingga dapat digolongkan manusia itu, pertama golongan ulama, orang faham agama dan orang yang berhukum, kedua, golongan pelajar, golongan yang tidak mampu berkesimpulan, ketiga, orang awan, orang yang harus mengikuti ulama," papar Abdul Aziz Ibrahim Al Daughter dalam salah satu materinnya.
Gunawan, salah satu peserta Warkhsop sangat mengapresiasi kegiatan itu, dia mengharapkan kegiatan tersebut bisa terlaksana secara berkelanjutan dan tidak berhenti pada permulaan saja. " Ini warksop luar bias, meskipun secara materi banyak yang sudah mengetahui, akan tetapi dengan pembicara asli dari negara asal agama Islam maka menjadi lain, kedepannya kegiatan seperti ini terus berkelanjutan," harapnya mengakhiri. m_rif