“…walau kita pesmabanya seminggu rasannya bagai disurga,
pesmaba seminggu oh indahnya, pesmaba everyday make me fell holiday,
pesmaba seminggu akan selalu kukenang dalam hidupku,
kakak panitia oh baiknya, kakak panitia memang oke punya, kakak panitia akan selalu kusayangslamanny”. Potongan yel-yel yang bergema dalam Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Fakultas Kedokteran (FK) merupakan arasemen lagu hits Keong Racun dan Cinta Satu Malam, pesmaba dikuti 150 mahasiswa baru (Maba) itu mengusung tema To Getheres we Can, berlansung di aula Bookstore UMM, (1-3/9).
pesmaba seminggu oh indahnya, pesmaba everyday make me fell holiday,
pesmaba seminggu akan selalu kukenang dalam hidupku,
kakak panitia oh baiknya, kakak panitia memang oke punya, kakak panitia akan selalu kusayangslamanny”. Potongan yel-yel yang bergema dalam Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) Fakultas Kedokteran (FK) merupakan arasemen lagu hits Keong Racun dan Cinta Satu Malam, pesmaba dikuti 150 mahasiswa baru (Maba) itu mengusung tema To Getheres we Can, berlansung di aula Bookstore UMM, (1-3/9).
outbond anak FK UMM |
Salva Reverenha, ketua panitia Pesmaba mengungkapkan secara sepesifik konsep Pesmaba FK bertujuan memperkenalkan Maba tentang dunia akademik dan Kurikulum baru di FK. "Jadi pesmaba kali ini, berbeda dengan pesmaba tahun sebelumnya, selain bertujuan memperkenalkan Maba agar tidak canggung ketika kuliah di FK, juga memperkenalkan kurikulum baru,"jelas mahasiswa semester 5 itu.
Dekan FK, Irma Suswati, menyampaikan ketika menjadi mahasiswa di FK yang perlu diperhatikan adalah niatnya. “Yang terpenting adalah niat, jadi niat harus ditingkatkan dan dikukuhkan, saya masuk FK UMM harus menjadi dokter,” motivasinya kepada maba.
Karena apa? Sambung wanita ramah itu, banyak yang masuk FK tapi niatnya salah, tetapi yang menginginkan masuk kedokteran ternyata orang tuanya. “ Mahasiswa seperti ini akan menjadi masalah dalam perkuliahan nanti, akademiknya juga, jadi penting kiranya untuk mengabdi atau membalas budi orang tua,” tambahnya.
Terkait dengan penolakan Calon Mahasiswa Baru (Camaba) dari negara lain, Irma demikian disapa, mengungkapkan UMM tegas menolak mahasiswa asing yang menimba di bidang kedokteran dan farmasi. “Secara jelas dan tegas UMM menolak mahasiswa asing, baik dari Malayasia atau pun dari negara lain,” jelasnya
Pasalnya demikian Irma, selain karena kuota terbatas yakni hanya 150 mahasiswa, fasilitas canggih dan biaya mahal milik negara di FK hanya sarana belajar mahasiswa dalam negeri. “Fasilitas itu digunakan bukan untuk memintarkan bangsa lain, tetapi untuk mencerdaskan bangsa sendiri. Masa kita mau memintarkan bangsa lain sementara kita sendiri masih bodoh, dan kalau kita melakukannya berarti kita melanggar peraturan yang ada,” terangnya.
Alasan lain, tanggung jawab moral pada anak bangsa, karena masalah biaya. “Sekarang ini praktik mahasiswa FK di rumah sakit, mendapat subsidi dari pemerintah. Jadi jika kuota itu digunakan mahasiswa asing maka berarti subsidi itu dinikmati juga oleh mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Pembantu Dekan I Meddy Setiawan, dalam materi pengenalan akademik menyampaikan FK UMM tahun ajaran 2010/2011 menerapkan kurikulum baru yakni penerapan sistem perkuliahan perblok, tidak hanya terpaku pada kuliah pleno konvensional. “Sistem pembelajara perblok itu sistem mata kuliah yang terdiri dari beberapa mata kuliah, dilaksanakan meliputi pembukaan, pendalaman dengan tutorial,” sahutnya.
Dalam kurikulum baru itu, lanjut Meddy, sistem pembelajarannya menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pendekatanya menerapkan pendekatan Problem Based Learning (PBL), metodenya tutorial (Small Group Discusion) mahasiswa dibentuk group-group diskusi terdiri dari 12 orang dipandu oleh tutorial, kuliah pakar, praktikum, skill laboratorium. “Dengan kurikulum seperti itu diharapkan mahasiswa bener-benar menguasai materi yang diberikan, nantinya menjadi dokter profesional,” urainnya
Eka Tehupelasury, maba asal Ambon mengungkapkan berkesan dengan acara Pesmaba FK. “Acara ini sangat menarik, selain untuk bersilaturohmi antar Maba, keluarga besar FK, Panitia, juga menjadi ajang untuk mengenal sistem perkuliahan di kedokteran,” ungkapnya.
Terkali motivasi masuk Kedokteran, wanita berjilbab itu mengaku merupakan cita-cita sejak kecil. “Menjadi dokter adalah cita-cita karena termotivasi adik yang sakit , saya harus membentu adik saya itu, saya memilih masuk FK UMM karena kualitas FK UMM tidak kalah dengan FK di kampus lain,“ tambahnya.
Hal senada diungkapkan Indro Catur Raharjo maba asal Kediri, masuk FK UMM ingin menjadi dokter yang profesional yang mambantu masyarakat, serta mengembalikan citra kepercayaan dokter dimata masyarakat. “FK UMM bagus dengan akreditasi B, disini selain mendapatkan ilmu tentang profesi kedokteran juga mendapatkan ilmu agama karena ini kampus Islam milik Muhammadiyah,” tanggapnya.
Pria yang sempat masuk FK Universitas Air Langga (Unair) itu mengharapkan, setelah menjadi mahasiswa FK UMM bisa mendapatkan ilmu lebih dan mampu mempraktekkan ilmu tersebut secara profesional setelah lulus. “Ingin menjadi yang terbaik, “ harapnya mengakhiri._m/rif.
Dekan FK, Irma Suswati, menyampaikan ketika menjadi mahasiswa di FK yang perlu diperhatikan adalah niatnya. “Yang terpenting adalah niat, jadi niat harus ditingkatkan dan dikukuhkan, saya masuk FK UMM harus menjadi dokter,” motivasinya kepada maba.
Karena apa? Sambung wanita ramah itu, banyak yang masuk FK tapi niatnya salah, tetapi yang menginginkan masuk kedokteran ternyata orang tuanya. “ Mahasiswa seperti ini akan menjadi masalah dalam perkuliahan nanti, akademiknya juga, jadi penting kiranya untuk mengabdi atau membalas budi orang tua,” tambahnya.
Terkait dengan penolakan Calon Mahasiswa Baru (Camaba) dari negara lain, Irma demikian disapa, mengungkapkan UMM tegas menolak mahasiswa asing yang menimba di bidang kedokteran dan farmasi. “Secara jelas dan tegas UMM menolak mahasiswa asing, baik dari Malayasia atau pun dari negara lain,” jelasnya
Pasalnya demikian Irma, selain karena kuota terbatas yakni hanya 150 mahasiswa, fasilitas canggih dan biaya mahal milik negara di FK hanya sarana belajar mahasiswa dalam negeri. “Fasilitas itu digunakan bukan untuk memintarkan bangsa lain, tetapi untuk mencerdaskan bangsa sendiri. Masa kita mau memintarkan bangsa lain sementara kita sendiri masih bodoh, dan kalau kita melakukannya berarti kita melanggar peraturan yang ada,” terangnya.
Alasan lain, tanggung jawab moral pada anak bangsa, karena masalah biaya. “Sekarang ini praktik mahasiswa FK di rumah sakit, mendapat subsidi dari pemerintah. Jadi jika kuota itu digunakan mahasiswa asing maka berarti subsidi itu dinikmati juga oleh mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Pembantu Dekan I Meddy Setiawan, dalam materi pengenalan akademik menyampaikan FK UMM tahun ajaran 2010/2011 menerapkan kurikulum baru yakni penerapan sistem perkuliahan perblok, tidak hanya terpaku pada kuliah pleno konvensional. “Sistem pembelajara perblok itu sistem mata kuliah yang terdiri dari beberapa mata kuliah, dilaksanakan meliputi pembukaan, pendalaman dengan tutorial,” sahutnya.
Dalam kurikulum baru itu, lanjut Meddy, sistem pembelajarannya menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pendekatanya menerapkan pendekatan Problem Based Learning (PBL), metodenya tutorial (Small Group Discusion) mahasiswa dibentuk group-group diskusi terdiri dari 12 orang dipandu oleh tutorial, kuliah pakar, praktikum, skill laboratorium. “Dengan kurikulum seperti itu diharapkan mahasiswa bener-benar menguasai materi yang diberikan, nantinya menjadi dokter profesional,” urainnya
Eka Tehupelasury, maba asal Ambon mengungkapkan berkesan dengan acara Pesmaba FK. “Acara ini sangat menarik, selain untuk bersilaturohmi antar Maba, keluarga besar FK, Panitia, juga menjadi ajang untuk mengenal sistem perkuliahan di kedokteran,” ungkapnya.
Terkali motivasi masuk Kedokteran, wanita berjilbab itu mengaku merupakan cita-cita sejak kecil. “Menjadi dokter adalah cita-cita karena termotivasi adik yang sakit , saya harus membentu adik saya itu, saya memilih masuk FK UMM karena kualitas FK UMM tidak kalah dengan FK di kampus lain,“ tambahnya.
Hal senada diungkapkan Indro Catur Raharjo maba asal Kediri, masuk FK UMM ingin menjadi dokter yang profesional yang mambantu masyarakat, serta mengembalikan citra kepercayaan dokter dimata masyarakat. “FK UMM bagus dengan akreditasi B, disini selain mendapatkan ilmu tentang profesi kedokteran juga mendapatkan ilmu agama karena ini kampus Islam milik Muhammadiyah,” tanggapnya.
Pria yang sempat masuk FK Universitas Air Langga (Unair) itu mengharapkan, setelah menjadi mahasiswa FK UMM bisa mendapatkan ilmu lebih dan mampu mempraktekkan ilmu tersebut secara profesional setelah lulus. “Ingin menjadi yang terbaik, “ harapnya mengakhiri._m/rif.